cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
editorialjbp@jurnal.kemendagri.go.id
Editorial Address
Perpustakaan Soepardjo Roestam Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Jalan Kramat Raya Nomor 132 Jakarta Pusat
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bina Praja
ISSN : 20854323     EISSN : 25033360     DOI : 10.21787/JBP
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Bina Praja (JBP) is a journal that provides scientific information resources aimed at researchers, research institutions, government agencies, and stakeholders.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2013)" : 7 Documents clear
Penanggulangan Kemiskinan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Prabawa Eka Soesanta
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.05.2013.73-78

Abstract

AbstrakTulisan ini bertujuan untuk memahami konsep dan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dalam penanggulangan kemiskinan sebagai model pembangunan di Indonesia. Kondisi ini memerlukan solusi yang terintegrasi terkait pola adhoc yang ada di PNPM Mandiri Perdesaan, sehingga berbicara sustainabilitas aakan menjadi sulit jika tidak disusun formula yang tepat. Tulisan ini juga mengkaji beberapa hal yang terjadi mulai dari sejarah program-program penanggulangan kemiskinan di Indonesia, sampai munculnya prioritas program nasional dibawah PNPM Mandiri (Perdesaan dan Perkotaan). Hal lain yang dikaji dalam tulisan ini adalah capaian yang selama ini diperoleh dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Akan tetapi keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, agar dapat dilanjutkan maka perlu diperbaiki baik dari kelembagaan/struktur masyarakat; prosedur yang ada, maupun budaya yang ada di PNPM Mandiri Perdesaan. Perbaikan itu merupakan upaya untuk menyempurnakan program pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan partisipatif. AbstractThis paper aims to understand the concept and implementation of PNPM Rural poverty reduction as a model of development in Indonesia. This condition requires a solution that integrates existing adhoc related patterns in PNPM Rural, so that sustainability will be difficult if not prepared right formula. This paper also examines some of the things that occurred starting from the history of poverty alleviation programs in Indonesia, until the emergence of a national program priorities under the PNPM Mandiri (Rural and Urban). Another thing that is studied in this paper is the achievements that have been obtained in the implementation of PNPM Rural. However, the successful implementation of PNPM Rural, in order to continue it needs to be improved both from the institutional /community structures existing procedures, and culture in PNPM. Improvements was an attempt to enhance community development program with a participatory approach. 
Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Raodah Raodah
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.05.2013.79-90

Abstract

AbstrakPeranan perempuan di rana ekonomi publik memberi kontribusi yang cukup besar bagi kehidupan keluarga, terutama bagi keluarga yang masih hidup dalam kondisi kemiskinan. Seperti di jumpai pada masyarakat nelayan, yang mata pencahariannya tidak menentu. Ada waktu tertentu dimana nelayan harus melaut dan ada waktu nelayan tidak dapat melaut, karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Dalam kondisi yang demikian maka diperlukan peran isteri untuk membantu ekonomi keluarga dengan melakukan pekerjaan di luar rumah (publik). Peran ganda ini dilakoni pula oleh istri-istri nelayan yang ada di Kelurahan Lapulu, mereka melakukan beberapa pekerjaan di sektor perikanan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Penelitian ini bersifat deskriftif dengan pendekatan kualitatif, metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istri-istri nelayan di Kelurahan Lapulu selain berperan di rana domestik sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami dan anak-anak, mereka juga meluangkan waktunya untuk membantu suami bekerja sebagai, pengolah ikan asin, pembuatan terasi, berbagai makanan olahan dari rumput laut dan ikan, serta bekerja sebagai buruh di industri pengolahan ikan. Penghasilan yang diperoleh istri-istri nelayan memberi kontribusi yang cukup besar dalam membantu mengatasi biaya kebutuhan rumah tangga nelayan. AbstractThe women played an important role in economic public domain in fishermen society of Lapulu Subdistrict, South East Province. It appeared when they lived in poverty condition. The fishermen who merely relied on the sea as source of life would face difficulty in fulfilling his life needs when the climate was bad. The women took economic public when it happened. The research about the role of fishermen’s wives in increasing domestic economy in Lapulu Subdistrict of South East Province was descriptive qualitative. Method of collecting data done was observation technique, interview, and library study. Result of research showed that fishermen’s wives conducted multiple roles by doing any work in fishery field in order to fulfill their domestic economic needs. They not only played role as housewives who only took care for husband and the children, but also shared time to work in salty fish processing, terasi (condiment made from pounded and fermented shrimp or small fish) making, any food processing made of seaweed, and worked as labor in fish processing industry. Their earnings gave enough contribution for helping in fulfilling domestic cost.
Analisis Korelasi Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) di Daerah Bagas Haryotejo
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.05.2013.91-100

Abstract

AbstrakAkses terhadap sumber pembiayaan tunai yang liquid sangat penting guna kesinambungan kegiatan produksi petani, sehingga adanya kendala dalam mengakses pembiayaan pada akhirnya akan menghambat produksi, produktifitas dan pengelolaan pemasaran produk pertanian. Sistem Resi Gudang (SRG) dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah, dimana SRG dapat dijadikan sebagai agunan bank, untuk memperpanjang masa penjualan hasil produksi petani, mewujudkan pasar fisik dan pasar berjangka yang lebih kompetitif, mengurangi peran pemerintah dalam stabilisasi harga komoditi, dan memberi kepastian nilai minimum dari komoditi yang diagunkan.Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pilot project SRG di daerah yang menerapkan SRG; dan merumuskan usulan kebijakan dan petunjuk teknis untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan SRG. Prinsip metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan standard error sebesar 5 % dengan menggunakan software SPSS, untuk melihat korelasi faktor. Berdasarkan analisis terdapat hubungan antar faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pilot project SRG yaitu factor Koordinasi antar Bank, dimana Gudang dan Koperasi sejauh ini tidak berjalan dengan baik, hal ini disebabkan tidak adanya unsur kepercayaan dari pihak Bank sebagai institusi pembiayaan  Faktor berikutnya adalah Hubungan antara Pemerintah Daerah dengan Koperasi, dimana saat ini sudah berjalan dengan baik, akan tetapi hubungan dengan perbankan dan para pengelola gudang belum berjalan dengan baik. Faktor lainnya yang mempengaruhi penerapan pilot project SRG adalah, faktor Produksi dan faktor Kredit Likuiditas. AbstractAccess to financing sources is very important for the sustainability of the production activities of farmers, the constraints in accessing financing will ultimately impede the production, productivity and management of the marketing of agricultural products. Warehouse Receipt System (SRG) could be an alternative way to overcome the problem, which can be used as collateral, to extend the sale of production of farmers, realizing the physical market and futures markets more competitive, reducing the government's role in the stabilization of commodity prices, and give certainty minimum of commodity collateral. The main objective of this study was to examine therelationship of the factors that affects the implementation of the pilot project, and formulate policy proposals and technical guidance to enhance the effectiveness of SRG implementation. The principle of the analysis method which used is use the standard error of 5% with SPSS software, and to see the correlation factor. Based on the analysis of relationship exists between the factors that affect the implementation of the pilot project are Bank Coordination, where storage and cooperative is not running well, this is due to the absence of the element of trust from the bank as a financial institution. The next factor is the relationship between the Local GovernmentCooperative, where it's been going well, but the relationship with the banks and the managers of the warehouse is in the contrary. Another factor affecting the implementation of the SRG pilot project are production factors and factors Credit Liquidity.
Pola Kerjasama Lembaga Litbang dengan Pengguna dalam Manajemen Litbang (Kasus Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat) Iin Surminah
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.05.2013.101-112

Abstract

AbstrakKerjasama merupakan suatu kegiatan bekerja bersama antara satu orang atau lebih secara kooperatif dan menjadi bagian dalam kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi.Kerjasama merupakan interaksi dan kompromi dari beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga, dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat dari kegiatan kerjasama tersebut. Kompetensi kerjasama menekankan pada peran masing-masing anggota kelompok yang saling bersinergi, dalam menyelesaikan suatu tugas atau proses suatu kegiatan. Tujuan tulisan ini adalah mengkaji pola kerjasama yang dibentuk oleh Ballitas dalam meningkatkan mutu produk yang berdaya saing, faktor-faktor penghambat, dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan ballitas dalam meningkatkan kerjasama. Kajian ini merupakan hasil survei di Balai Penelitian Pemanis dan Serat (Balitas) di Malang, Jawa Timur pada tahun 2012. AbstractCooperation is an activity work in conjunction with one or more cooperatively and be part of the group. Instead of working separatedly or mutual compete. Cooperation and compromise is the interaction of some other element that is related to either of an individual, institutions, and or parties involved directly and indirectly who receives due to and benefit from the activities of the cooperation. Competence cooperation of emphasis on the role of each member of a group that is mutually synergize, in completing an errand or process of an activity. The purpose of this paper is to examine the patternsof cooperation in improving the quality of products competitiveness, inhibiting factors, and how the efforts made in enhancing ballitas cooperation. Studies are the result of the survey at balai research sweetening and fibers ( balitas ) in Malang, east java in 2012.
Identifikasi Pelaksanaan Kerjasama Daerah Imam Radianto Anwar Setia Putra
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.05.2013.113-122

Abstract

AbstrakKerja sama daerah merupakan perangkat dalam mendukung peningkatan kesejahteraan daerah dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki daerah. indetifikasi ini meihat kemampuan dan pelaksanaan kerja sama daerah, dengan melihat sumberdaya manusia yang dimiliki pemerintah daerah sehingga tujuan dari kerja sama daerah tersebut terpenuhi. Keterbatasan kemampuan daerah dalam mengelola dan memanfaatkan potensi dan sumber daya daerah memerlukan perhatian khusus pada pengelolaan kerja sama daerah untuk menigkata nilai kebermanfaatan dari objek kerja sama daerah. untuk itu dibutuhkan kelembagaan yangkuat dan mekanisme pengawasan dengan aspek yang krusial sesuai dengan semangat pelaksanaan kerja sama daerah. AbstractIntergovernmental cooperation is in favor of improving the welfare of the region and the potential to utilize their resources area. Identification and implementation of these look at the ability of regional cooperation, with a view of its human resources so that the objectives of the local government areas of cooperation have been met. The limited ability of the region to manage and utilize the potential and resources of the area requires special attention to the management of regional cooperation for the usefulness of the object value menigkata regional cooperation. for the needed institutional mechanisms with yangkuat and crucial aspect in accordance with the spirit of the implementation of regional cooperation.
Penanganan Dampak Lalu Lintas terhadap Pembangunan Pasar Tradisional dan Pasar Modern (Mall) Simpang Haru Momon Momon
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.05.2013.123-132

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah Memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan untuk mengantisipasi kemacetan (penurunan kinerja persimpangan) yang disebakan oleh pengoperasian Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Penelitian ini menggunakan analisis kinerja simpang bersimpang MKJI Tahun 1997 dengan memasukkan data primer yaitu data gerakan membelok di persimpangan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Strategi 1 (satu) dan 2 (dua) dapat meningkatkan kinerja jaringan pada lengan persimpangan yang macet (jl. Sawahan) ditandai dengan DS dari 1.03 meter menjadi 0.66 meter dan 063 meter, Panjang Antrian dari 199 detil/smp menjadi 173 (strategi 2) dan tundaan dari 142.9 detik/smp menjadi 28 detik/smp dan 33 detik/smp. AbstractThe  aim  of  this  research  is  giving  recommendation  to  decision  maker  For  overcoming  jammed (decreasing performance intersection) that caused by traditional and modern market operational. This research use intersection performance analysis MKJI 1997 with primary data, turning moving intersection data. From the result of analysis, it can be concluded that first strategy and second strategy can improve network performance in crowded intersection arm (jl. Sawahan) that is revealed by DS from 1.03 metres to 0.66 metres and 0.63 metres, the length of queue from 199 detil/smp to 173 (strategi 2) and cancel time from 142.9 second/smp to 28 second/smp and 33 second/smp.
Apresiasi Petani terhadap Teknologi dan Penyuluhan Pertanian dalam Peningkatan Produksi Padi di Jawa Barat Subarna, Trisna
Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance Vol. 5 No. 2 (2013)
Publisher : Research and Development Agency Ministry of Home Affairs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21787/jbp.05.2013.133-140

Abstract

AbstrakPenelitian apresiasi petani terhadap teknologi dan penyuluhan pertanian dalam peningkatan produksi padi telah dilaksanakan pada Bulan Januari sampai Mei 2012 di 10 kabupaten sentra produksi padi di Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dengan metoda survey dengan total responden 120 petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apresiasi petani terhadap teknologi dan penyuluhan dalam meningkatkan produksi padi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Teknologi yang berperan penting dalam peningkatan produksi padi adalah: (a) teknologi peningkatan kesuburan lahan, (b) teknologi meminimalkan kehilangan hasil panen, dan (c) varietas unggul baru. (2) Teknologi yang diapresiasi tinggi kinerjanya oleh petani adalah; varietas unggul baru, dan peningkatan kesuburan lahan, sedangkan teknologi kehilangan hasil panen diapresiasi kurang, sehingga ketiga teknologi tersebut merupakan faktor yang sangat berperan dalam peningkatan produksi padi. (3) Prequensi kehadiran penyuluh mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan produksi padi, tetapi kinerjanya diapresiasi rendah. Implikasi hasil penelitian ini adalah: (a) Diperlukan kebijakan Pemerintah Daerah melaui Peraturan Daerah untuk meningkatkan kesuburan lahan melalui pemanfaatan jerami, dan kebijakan penambahan jumlah serta fasilitas penyuluh pertanian. (b) Penyediaan varietas unggul baru melalui pengembangan dan pembinaan penangkar benih serta meningkatkan peranan Balai Benih Padi Jawa Barat, dan (c) meminimalkan kehilangan hasil panen melalui penerapan kelembagaan jasa panen dan penerapan Power Tresherr.AbstractStudy of farmers  appreciation on technology and agricultural extension for increasing rice production has been carried out in January to May 2012 in ten rice producers districts in West Java. Research conducted by survey method with a total of 120 farmer respondents. The objective of the study were to identify and implement agricultural extension technology that can increase rice production. The results of this study showed: (1) The important to increase rice production in West Java includes: (a) soil fertility, technology increased, (b) minimize in lost   crops   technology, (c) new varieties. (2) The technology  was  mostly  appreciated  by  farmer  was  new  high  yield  varieties  and soil  fertility improvement  technology, while  minimizely  yield  lost  tehnology  otherwise.  It  was  thesefore,both tehnologies is on consider as importantce in increasing rice yield.(3) outreach activities that have an important role in increasing rice production is frequenti agricultural extension in the presence of farmers, which was low-appreciated by the farmers. So that the instructor's presence at the farm level need to be improved. The implications of this strudy are; (a) a local regulation government policy to improve soil fertility through the use of straw, and policies as well as increasing the number of agricultural extension facilities. (b) the provision of new varieties through the development of breeder seed and coaching as well as enhancing the role of West Java Rice Seed Center, and (c) minimize the loss of crop yields through the application of institutional services and application of Power Tresher

Page 1 of 1 | Total Record : 7